KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami haturkan
kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas pembuatan makalah ini.Dalam pembuatan makalah ini, banyak
kesulitan yang kami alami
terutama disebabkan oleh kurangnya pengetahuan. Namun berkat bimbingan dan
bantuan dari semua pihak akhirnya makalah ini dapat terselesaikan tepat pada
waktunya. Oleh karena itu, kami
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.Tak
ada gading yang tak retak. Begitu pula dengan makalah yang kami buat ini yang
masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kami mengharapkan
kritik dan saran agar makalah ini menjadi lebih baik serta berdaya guna dimasa yang akan datang.
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
William
F. Ogburndalam Moore (2002), berusahamemberikansuatupengertiantentangperubahansosial.
Ruanglingkupperubahansosialmeliputiunsur-unsurkebudayaanbaik yang material
maupun immaterial. Penekannyaadalahpadapengaruhbesarunsur-unsurkebudayaan
material terhadapunsur-unsur immaterial. Perubahansosialdiartikansebagaiperubahan-perubahan
yang terjadidalamstrukturdanfungsimasyarakat. Definisi lain
dariperubahansosialadalahsegalaperubahan yang
terjadidalamlembagakemasyarakatandalamsuatumasyarakat, yang
mempengaruhisistemsosialnya. Tekananpadadefinisitersebutadalahpadalembagamasyarakatsebagaihimpunankelompokmanusiadimanaperubahanmempengaruhistrukturmasyarakatlainnya
(Soekanto, 1990). Perubahansosialterjadikarenaadanyaperubahandalamunsur-unsur
yang mempertahankankeseimbanganmasyarakatsepertimisalnyaperubahandalamunsurgeografis,
biologis, ekonomisdankebudayaan. Sorokin (1957),
berpendapatbahwasegenapusahauntukmengemukakansuatukecenderungan yang
tertentudantetapdalamperubahansosialtidakakanberhasilbaik.
Perubahansosialmerupakanbagiandariperubahanbudaya.
Perubahandalamkebudayaanmencakupsemuabagian, yang meliputikesenian,
ilmupengetahuan, teknologi, filsafatdanlainnya. Akan
tetapiperubahantersebuttidakmempengaruhiorganisasisosialmasyarakatnya.
Ruanglingkupperubahankebudayaanlebihluasdibandingkanperubahansosial.
Namundemikiandalamprakteknya di
lapangankeduajenisperubahanperubahantersebutsangatsulituntukdipisahkan
(Soekanto, 1990).
Perubahankebudayaanbertitiktolakdantimbuldariorganisasisosial.
Pendapattersebutdikembalikanpadapengertianmasyarakatdankebudayaan.
Masyarakatadalahsistemhubungandalamartihubunganantarorganisasidanbukanhubunganantar
sel. Kebudayaanmencakupsegenapcaraberfikirdanbertingkahlaku, yang
timbulkarenainteraksi yang
bersifatkomunikatifsepertimenyampaikanbuahpikiransecarasimbolikdanbukanwarisankarenaketurunan
(Davis, 1960). Apabiladiambildefinisikebudayaanmenurut Taylor dalamSoekanto
(1990), kebudayaanmerupakankompleks yang mencakuppengetahuan, kepercayaan,
kesenian, moral,
hukumadatistiadatdansetiapkemampuansertakebiasaanmanusiasebagaiwargamasyarakat,
makaperubahankebudayaandalahsegalaperubahan yang mencakupunsur-unsurtersebut.
Soemardjan (1982),
mengemukakanbahwaperubahansosialdanperubahankebudayaanmempunyaiaspek yang
samayaitukeduanyabersangkutpautdengansuatucarapenerimaancara-carabaruatausuatuperbaikandalamcarasuatumasyarakatmemenuhikebutuhannya.
Untuk mempelajari
perubahan pada masyarakat, perlu diketahui sebab-sebab yang melatari terjadinya
perubahan itu. Apabila diteliti lebih mendalam sebab terjadinya suatu perubahan
masyarakat, mungkin karena adanya sesuatu yang dianggap sudah tidak lagi
memuaskan. Menurut Soekanto (1990), penyebab perubahan sosial dalam suatu
masyarakat dibedakan menjadi dua macam yaitu faktor dari dalam dan luar. Faktor
penyebab yang berasal dari dalam masyarakat sendiri antara lain bertambah atau
berkurangnya jumlah penduduk, penemuan baru, pertentangan dalam masyarakat,
terjadinya pemberontakan atau revolusi. Sedangkan faktor penyebab dari luar
masyarakat adalah lingkungan fisik sekitar, peperangan, pengaruh kebudayaan
masyarakat lain.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari proses perubahan sosial ?
2. Apa yang menyebabkan terjadinya proses perubahan sosial?
3. Apa faktor faktor yang menyebabkan terjadinya proses
perubahan sosial?
4. Apa dampak yang ditimbulkan dari proses perubahan sosial?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui apa
pengertian dari proses perubahan sosial
2. Mengetahui apa
yang menyebabkan terjadinya proses perubahan sosial
3. Mengetahui apa saja faktor yang menyebabkan
terjadinya proses perubahan sosial
4. Mengetahui apa
dampak yang ditimbulkan dari proses perubahan sosial.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Proses Perubahan Sosial
Perubahan sosial dapat
diartikan sebagai segala perubahan pada lembaga-lembaga sosial dalam suatu
masyarakat. Perubahan-perubahan pada lembaga-lembaga sosial itu selanjutnya
mempunyai pengaruhnya pada sistem-sistem sosialnya, termasuk di dalamnya
nilai-nilai, pola-pola perilaku ataupun sikap-sikap dalam masyarakat itu yang
terdiri dari kelompok-kelompok sosial. Perubahan itu dapat mengenai lingkungan
hidup dalam arti lebih luas lagi, mengenai nilai-nilai sosial, norma-norma
sosial, pola-pola keperilakuan, strukturstruktur, organisasi, lembaga-lembaga,
lapisan-lapisan masyarakat, relasi-relasi sosial, sistem-sistem komunikasi itu
sendiri. Juga perihal kekuasaan dan wewenang, interaksi sosial, kemajuan
teknologi dan seterusnya.
1. Faktor alam
2. Faktor teknologi
3. Faktor kebudayaan
Kalau ada
perubahan daripada salah satu faktor tadi, ataupun kombinasi dua diantaranya,
atau bersama-sama, maka terjadilah perubahan sosial. Faktor alam apabila yang
dimaksudkan adalah perubahan jasmaniah, kurang sekali menentukan perubahan
sosial. Hubungan korelatif antara perubahan slam dan perubahan sosial atau
masyarakat tidak begitu kelihatan, karena jarang sekali alam mengalami
perubahan yang menentukan, kalaupun ada maka prosesnya itu adalah lambat. Dengan
demikian masyarakat jauh lebih cepat berubahnya daripada perubahan alam.
Praktis tak ada hubungan langsung antara kedua perubahan tersebut. Tetapi kalau
faktor alam ini diartikan juga faktor biologis, hubungan itu bisa di lihat
nyata. Misalnya saja pertambahan penduduk yang demikian pesat, yang mengubah
dan memerlukan pola relasi ataupun sistem komunikasi lain yang baru. Dalam
masyarakat modern, faktor teknologi dapat mengubah sistem komunikasi ataupun
relasi sosial. Apalagi teknologi komunikasi yang demikian pesat majunya sudah
pasti sangat menentukan dalam perubahan sosial itu.
2.2 Proses Perubahan Sosial
Proses perubahan sosial
terdiri dari tiga tahap berurutan :
1. Invensi, yaitu proses di
mana ide-ide baru diciptakan dan dikembangkan,
2. Difusi, ialah proses di mans ide-ide baru itu dikomunikasikan ke
dalam Sistem sosial, dan
3. Konsekuensi, yakni perubahan-perubahan yang terjadi dalam sistem
sosial sebagai akibat pengadopsian atau penolakan inovasi. Perubahan terjadi
jika penggunaan atau penolakan ide baru itu mempunyai akibat. Karena itu
perubahan sosial adalah akibat komunikasi sosial.Beberapa pengamat terutama
ahli anthropologi memerinci dua tahap tambahan dalam urutan proses di atas.
Salah satunya ialah
pengembangan inovasi yang terjadi setelah invensi sebelum terjadi difusi. Yang
dimaksud ialah proses terbentuknya ide baru dari suatu bentuk hingga menjadi
suatu bentuk yang memenuhi kebutuhan audiens (penerima) yang menghendaki. Kami
tidak memasukkan tahap ini karena ia tidak selalu ada. Misalnya, jika inovasi
itu dalam bentuk yang siap pakai. Tahap terakhir yang terjadi setelah
konsekwensi, adalah menyusutnya inovasi, ini menjadi bagian dari konsekuensi.
Yang memicu terjadinya perubahan dan
sebaliknya perubahan sosial dapat juga terhambat kejadiannya selagi ada faktor
yang menghambat perkembangannya. Faktor pendorong perubahan sosial meliputi
kontak dengan kebudayaan lain, sistem masyarakat yang terbuka, penduduk yang
heterogen serta masyarakat yang berorientasi ke masa depan. Faktor penghambat
antara lain sistem masyarakat yang tertutup, vested interest, prasangka
terhadap hal yang baru serta adat yang berlaku.
Perubahan sosial dalam masyarakat
dapat dibedakan dalam perubahan cepat dan lambat, perubahan kecil dan besar
serta perubahan direncanakan dan tidak direncanakan.Tidak ada satu perubahan yang tidak
meninggalkan dampak pada masyarakat yang sedang mengalami perubahan tersebut.
Bahkan suatu penemuan teknologi baru dapat mempengaruhi unsur-unsur budaya
lainnya. Dampak dari perubahan sosial antara lain meliputi disorganisasi dan
reorganisasi sosial, teknologi serta cultural.
2.3 Penyebab Proses Perubahan Sosial
1.
Dari
Dalam Masyarakat
ü Mobilitas
Penduduk
Mobilitas penduduk
ini meliputi bukan hanya perpindahan penduduk dari desa ke kota atau sebaliknya,
tetapi juga bertambah dan berkurangnya penduduk.
ü Penemuan-penemuan
baru (inovasi)
Adanya penemuan
teknologi baru, misalnya teknologi plastik. Jika dulu daun jati, daun pisang
dan biting (lidi) dapat diperdagangkan secara besar-besaran maka sekarang tidak
lagi.
Suatu proses
perubahan sosial yang terjadi secara besar-besaran dan dalam jangka waktu yang
tidak terlalu lama sering disebut dengan inovasi atau innovation.
Penemuan-penemuan baru sebagai sebab terjadinya perubahan-perubahan dapat dibedakan
dalam pengertian-pengertian Discovery dan Invention
Discovery
adalah penemuan unsur kebudayaan baru baik berupa alat ataupun gagasan yang
diciptakan oleh seorang individu atau serangkaian ciptaan para individu.
Discovery baru
menjadi inventionkalau masyarakat
sudah mengakui dan menerapkan penemuan baru itu.
ü
Pertentangan masyarakat
Pertentangan dapat
terjadi antara individu dengan kelompok atau antara kelompok dengan kelompok.
ü Terjadinya
Pemberontakan atau Revolusi
Pemberontakan dari
para mahasiswa, menurunkan rezim Suharto pada jaman orde baru. Munculah
perubahan yang sangat besar pada Negara dimana sistem pemerintahan yang
militerisme berubah menjadi demokrasi pada jaman reformasi. Sistem komunikasi
antara birokrat dan rakyat menjadi berubah (menunggu apa yang dikatakan
pemimpin berubah sebagai abdi masyarakat).
2.
Dari
Luar Masyarakat
ü
Peperangan
Negara yang menang
dalam peperangan pasti akan menanamkan nilai-nilai sosial dan kebudayaannya.
ü
Lingkungan
Terjadinya banjir,
gunung meletus, gempa bumi, dll yang mengakibatkan penduduk di wilayah tersebut
harus pindah ke wilayah lain. Jika wilayah baru keadaan alamnya tidak sama
dengan wilayah asal mereka, maka mereka harus menyesuaikan diri dengan keadaan
di wilayah yang baru guna kelangsungan kehidupannya.
ü
Kebudayaan Lain
Masuknya
kebudayaan Barat dalam kehidupan masyarakat di Indonesia menyebabkan terjadinya
perubahan.
2.4 Faktor-faktor Pendorong dan
Penghambat Perubahan Sosial
1. Faktor-faktor
Pendorong
ü Intensitas hubungan/kontak
dengan kebudayaan lain
ü Tingkat Pendidikanyang maju
ü Sikap terbuka dari masyarakat
ü Sikap ingin berkembang dan
maju dari masyarakat
2. Faktor-faktor
Penghambat
ü Kurangnya hubungan dengan
masyarakat luar
ü Perkembangan pendidikan yang
lambat
ü Sikap yang kuat dari
masyarakat terhadap tradisi yang dimiliki
ü Rasa takut dari masyarakat
jika terjadi kegoyahan (pro kemapanan)
ü Cenderung menolak terhadap
hal-hal baru
2.5 Arah Perubahan Sosial
Arah perubahan
meliputi beberapa orientasi, antara lain
1.
perubahan dengan orientasi pada upaya meninggalkan faktor-faktor atau unsur-unsur kehidupan sosial yang
mesti ditinggalkan atau diubah.
2.perubahan
dengan orientasi pada suatu bentuk atau unsur yang memang bentuk atau unsur baru.
3.
suatu perubahan yang berorientasi pada bentuk, unsur, atau nilai yang telah eksis atau ada pada masa lampau.
Tidaklah jarang
suatu masyarakat atau bangsa yang selain berupaya mengadakan proses modernisasi
pada berbagai bidang kehidupan, apakah aspek ekonomis, birokrasi, pertahanan
keamanan, dan bidang iptek; namun demikian, tidaklah luput perhatian masyarakat
atau bangsa yang bersangkutan untuk berupaya menyelusuri, mengeksplorasi, dan
menggali serta menemukan unsur-unsur atau nilai-nilai kepribadian atau jatidiri sebagai bangsa yangbermartabat.Dalam memantapkan
orientasi suatu proses perubahan, ada beberapa faktor yang memberikan kekuatan
pada gerak perubahan tersebut, yang antara lain adalah sebagai berikut:
1.
suatu sikap, baik skala individu maupun skala kelompok, yang mampu menghargai
karya pihak lain, tanpa dilihat dari skala besar atau kecilnya produktivitas
kerja itu sendiri.
2.
Adanya kemampuan untuk mentolerir adanya sejumlah penyimpangan dari
bentuk-bentuk atau unsur-unsur rutinitas, sebab pada hakekatnya salah satu
pendorong perubahan adanya individu-individu yang menyimpang dari hal-hal yang
rutin. Memang salah satu ciri yang hakiki dari makhluk yang disebut manusia itu
adalah sebagai makhluk yang disebut homo
deviant, makhluk yang suka menyimpang dari unsur-unsur rutinitas.
3. Mengokohkan suatu kebiasaan atau sikap mental
yang mampu memberikan penghargaan (reward) kepada pihak lain (individual,
kelompok) yang berprestasi dalam berinovasi,
baik dalam bidang sosial, ekonomi, dan iptek.
4.
Adanya atau tersedianya fasilitas dan pelayanan pendidikan dan pelatihan yang
memiliki spesifikasi dan kualifikasi progresif, demokratis, dan terbuka bagi
semua fihak yang membutuhkannya.
Modernisasi,
menunjukkan suatu proses dari serangkaian upaya untuk menuju atau menciptakan
nilai-nilai (fisik, material dan sosial) yang bersifat atau berkualifikasi
universal, rasional, dan fungsional. Lazimnya suka dipertentangkan dengan
nilai-nilai tradisi. Modernisasi berasal dari kata modern (maju), modernity
(modernitas), yang diartikan sebagai nilai-nilai yang keberlakuan dalam aspek
ruang, waktu, dan kelompok sosialnya lebih luas atau universal, itulah
spesifikasi nilai atau
values.
Sedangkan yang lazim dipertentangkan dengan konsep modern adalah tradisi, yang berarti barang sesuatu yang
diperoleh seseorang atau kelompok melalui proses pewarisan secara turun temurun
dari generasi ke generasi. Umumnya tradisi
meliputi sejumlah norma
(norms) yang keberlakuannya tergantung pada (depend on) ruang (tempat),
waktu, dan kelompok (masyarakat) tertentu. Artinya keberlakuannya terbatas,
tidak bersifat universal seperti yang berlaku bagi nilai-nilai atau values. Sebagai contoh
atau kasus, seyogianya
manusia mengenakkan pakaian,
ini merupakan atau termasuk kualifikasi nilai (value). Semua fihak
cenderung mengakui dan menganut nilai
atau value ini.
Namun, pakaian model apa yang harus dikenakan itu? Perkara model pakaian yang
disukai, yang disenangi, yang biasa dikenakan, itulah yang menjadi urusan
norma-norma yang dari tempat ke tempat, dari waktu ke waktu, dan dari kelompok
ke kelompok akan lebih cenderung beraneka ragam.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian pada pembahasan
maka kesimpulan yang dapat dipaparkan dalam makalah ini adalah :
1. Perubahan sosial dapat
diartikan sebagai segala perubahan pada lembaga-lembaga sosial dalam suatu
masyarakat. Perubahan-perubahan pada lembaga-lembaga sosial itu selanjutnya
mempunyai pengaruhnya pada sistem-sistem sosialnya, termasuk di dalamnya
nilai-nilai, pola-pola perilaku ataupun sikap-sikap dalam masyarakat itu yang
terdiri dari kelompok-kelompok sosial.
2. Proses perubahan sosial terdiri
dari tiga tahap barurutan :
1. Invensi yaitu proses di mana
ide-ide baru diciptakan dan dikembangkan,
2. Difusi, ialah proses dimana
ide-ide baru itu dikomunikasikan ke dalam Sistem sosial, dan
3.
Konsekuensi yakni perubahan-perubahan yang terjadi dalam sistem sosial sebagai
akibat pengadopsian atau penolakan inovasi.
Perubahan
sosial selalu menimbulkan perubahan dalam masyarakat, salah satunya adalah globalisasi
yang menimbulkan berbagai dampak baik positif maupun negative dari sisi positif
misalnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dapat dinikmati
seluruh kelompok sosial masyarakat.
3.2 Saran
Perubahan
sosial dalam masyarakat tidak dapat dibatasi oleh ruang dan waktu, olehnya itu
kita sebagai bagian dari kelompok sosial harus berusaha mengendalikan perubahan
itu ke arah yang positif agar budaya yang terbentuk dari perubahan sosial dapat
memberikan manfaat bagi kelangsungan hidup manusia yang makmur dan damai.
DAFTAR PUSTAKA
Aris
Tanudirjo, Daud. 1993. Sejarah
Perkembangan Budaya di Dunia dan di Indonesia. Yogyakarta:Widya Utama
Gumgum Gumilar, 2001. Teori Perubahan Sosial.Unikom.
Yogyakarta.
Soekmono,
R.tt. 1988. Pengantar Sejarah
Kebudayaan Indonesia. Jakarta:Kanisius
Suyanto,
2002. Merefleksikan Perubahan Sosial
Masyarakat Indonesia. Kompas, 17 Desember 2002, hal. 5.
0 komentar:
Posting Komentar