Rabu, 13 Desember 2017

Makalah Dasar-dasar Manajemen "Manajemen Komunikasi"


MAKALAH
DASAR - DASAR MANAJEMEN

KOMUNIKASI

Hasil gambar untuk logo utm



Dian Akbarani Sahira             170321100011
Zainatul Laili                           170321100059
Muharromi Rahayu                 170321100077
                                      M Sohibul Islam                      170321100080



BIDANG STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI 3
BAB I PENDAHULUAN.. 4
1.1      Latar Belakang. 4
2.1      Rumusan Masalah. 4
2.2      Tujuan. 5
BAB II PEMBAHASAN.. 6
2.1 Pengertian Komunikasi 6
2.2 Tujuan Komunikasi 7
2.3      Proses Komunikasi 7
2.4      Faktor-Faktor yang Memengaruhi Komunikasi 10
2.5      Rintangan dalam Komunikasi 12
2.6 Pola Penggunaan Media Komunikasi Masyarakat di Lingkungan RT 05 RW 011 Kelurahan Mekar Wangi, Kecamatan Tanah Sareal, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat 12
BAB III PENUTUP.. 15
3.1 Kesimpulan. 15
DAFTAR PUSTAKA.. 16




BAB I PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

            Saluran (channel) komunikasi merupakan salah satu prasyarat penting yang harus terpenuhi dalam keberlangsungan suatu proses komunikasi antar manusia (human communication) yang menurut Littlejohn terjadi dalam lima level itu. Dalam bentuk paling awal, yakni pada purely oral period, maka selain melalui gelombang udara, saluran itu antara lain berupa tubuh manusia dengan cara menerakan tato, dinding dinding gua atau batu-batuan.Penggunaan saluran komunikasi dengan memanfaatkan medium yang lebih bervariasi mulai dimungkinkan ketika ditemuinya kertas di Cina (2000 SM), papyrus di Mesir (1000 SM), acta diurna di Romawi ( 300 M), dan terlebih lagi ketika terjadi revolusi industri yang antara lain ditandai dengan penemuan mesin cetak oleh Gutenberg, morse oleh Guilemo Marconi (1895), radio siaran oleh David Sarnoff (1916), televisi oleh Paul Nivkov (1884), televisi siaran (1930), televisi warna (1970) dan terakhir keberhasilan dalam menemukan system teknologi komunikasi dan teknologi informasi. Terkait dengan penemuan terakhir tadi, dalam kaitan saluran komunikasi, maka pengaruhnya sangat besar terhadap pengembangan ragam medium komunikasi (misalnya, terwujudnya telepon seluler: GSM maupun CDMA, video call), percepatan penyampaian informasi (misal, media cetak mempercepatnya melalui cetak jarak jauh; media penyiaran/radio, melalui radio net work) maupun peningkatan jumlah jenis medium komunikasi. Ini dimungkinkan sehubungan melalui teknologi komunikasi berupa satelit komunikasi telah dikreasikan ke dalam bentuk teknologi telekomunikasi. Medium terbaru sebagai wujud hasil kreasi teknologi telekomunikasi adalah internet. Internet yaitu sistem jaringan dari ribuan bahkan jutaan komputer yang ada di dunia ini yang dibentuk dengan saluran telepon, kawat maupun saluran radio. Teknologi telekomunikasi yang membentuk medium internet ini disebut telematika, yakni sinergi atau konvergensi antara teknologi informasi dan teknologi telekomunikasi.

2.1  Rumusan Masalah

1.    Apa pengertian dari komunikasi?
2.    Apa tujuan dari komunikasi?
3.    Bagaimana proses komunikasi?
4.    Faktor-faktor apa saja yang dapat memengaruhi komunikasi?
5.    Rintangan apa saja yang dapat dijumpai padan komunikasi?
6.    Bagaimana Pola Penggunaan Media Komunikasi Masyarakat di Lingkungan RT 05 RW 011 Kelurahan Mekar Wangi, Kecamatan Tanah Sareal, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat?

2.2  Tujuan

                   Tujuan penulisan paper ini bermaksud untuk mempelajari pola masyarakat dalam penggunaan media.Tujuannya, yakni untuk mendapatkan gambaran tentang bagaimana pola masyarakat dalam penggunaan media. Temuan-temuan menyangkut pola penggunaan media tersebut, secara akademis diharapkan dapat melengkapi informasi ilmiah sejenis yang telah ada sebelumnya. Sementara secara praktis, temuan-temuannya diharapkan dapat menjadi masukan bagi pengambilan kebijakan dalam bidang media, khusususnya terkait dengan pemanfaatan media baru di lingkungan masyarakat.





BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Komunikasi

           Istilah komunikasi berasal dari bahasa Latin ‘Communicare’ atau ‘Communis’ yang berarti sama atau menjadikan milik bersama. Jika kita berkomunikasi dengan orang lain, berarti kita berusaha agar apa yang disampaikan kepada orang lain tersebut menjadi miliknya. Berikut merupakan beberapa definisi komunikasi menurut para ahli:
·      Menurut Roben.J.G
Komunikasi adalah kegiatan perilaku atau kegiatan penyampaian pesan atau informasi tentang pikiran atau perasaan.
·      Menurut Davis, 1981
Komunikasi adalah sebagai pemindahan informasi dan pengertian dari satu orang ke orang lain.
·      Menurut Schram,W
Komunikasi adalah berusaha untuk mengadakan persamaan dengan orang lain.
·      Menurut Keith Davis (1985:458)
Komunikasi adalah perpindahan informasi dan pemahaman dari seseorang kepada orang lain.
·      Menurut Andrew E. Sikula (1981:94)
Komunikasi adalah proses pemindahan informasi, pengertian, dan pemahaman dari seseorang, suatu tempat, atau sesuatu kepada sesuatu, tempat, atau orang lain.
Berdasarkan pengertian komunikasi para ahli tersebut, maka dapat disimpulkan komunikasi adalah proses pemindahan suatu informasi, ide, pengertian dari seseorang kepada orang lain dengan harapan orang lain tersebut dapat menginterpretasikannya sesuatu dengan tujuan yang dimaksud. 
Komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan berbagai pesan organisasi di dalam kelompok formal maupun informal dari suatu organisasi (Wiryanto, 2005). Komunikasi formal adalah komunikasi yang disetujui oleh organisasi itu sendiri dan sifatnya berorientasi kepentingan organisasi. Isinya berupa cara kerja di dalam organisasi, produktivitas, dan berbagai pekerjaan yang harus dilakukan dalam organisasi. Misalnya: memo, kebijakan, pernyataan, jumpa pers, dan surat-surat resmi. Adapun komunikasi informal adalah komunikasi yang disetujui secara sosial. Orientasinya bukan pada organisasi, tetapi lebih kepada anggotanya secara individual.

2.2 Tujuan Komunikasi

Orang berkomunikasi untuk memeroleh hasil yang diharapkan, namun mereka tidak selalu tahu dengan tepat hasil-hasil apa yang mereka cari, untuk itulah member batasan terhadap tujuan kita berkomunikasi merupakan faktor yang menentukan keberhasilan kita berkomunikasi dalam suatu organisasi.
Ada dua cara yang bisa dilakukan untuk mendefinisikan tujuan komunikasi, pertama tentukan apa yang kita inginkan untuk terjadi. Artinya pastikan tujuan kita berkomunikasi sudah spesifik, karena bila tujuan kita tidak jelas, maka kita tidak akan selalu siap untuk menyampaikan pesan kepada orang lain. Cara kedua adalah dengan memertimbangkan apakah tujuan kita realistis, dalam artian apakah tujuan yang kita harapkan memiliki peluang untuk berhasil atau tidak.

2.3  Proses Komunikasi

Proses komunikasi adalah bagaimana komunikator menyampaikan pesan kepada komunikannya, sehingga dapat menciptakan suatu persamaan makna antara komunikan dengan komunikatornya. Proses komunikasi ini bertujuan untuk menciptakan komunikasi yang efektif (sesuai dengan tujuan komunikasi pada umumnya). Proses komunikasi termasuk juga suatu proses penyampaian informasi dari satu pihak ke pihak lain dimana seseorang atau beberapa orang, kelompok, organisasi dan masyarakat menciptakan dan menggunakan informasi agar terhubung dengan lingkungan dan orang lain.
Berikut merupakan beberapa model proses komunikasi menurut para ahli :
·    Keith Davis berpendapat bahwa proses komunikasi merupakan suatu metode dimana pengirim pesan (sender) dapat mengirimkan pesannya kepada penerima pesan (receiver). Hal ini memerlukan enam tahap, yaitu : 
      Tahap 1, tahap develop idea merupakan tahap pengembangan ide. Pengirim pesan (sender) ingin mengirimkan pesannya kepada penerima pesan (receiver). Tahap ini merupakan tahap yang berpengaruh pada tahap-tahap berikutnya.
      Tahap 2, tahap encode merupakan tahap pemrosesan kata-kata, simbol-simbol yang diorganisir ke dalam bentuk atau model yang sesuai dengan apa yang dimaksud oleh sender.
      Tahap 3, tahap transmit merupakan tahap pengiriman pesan yang menggunakan metodedan saluran komunikasi yang dapat diterima oleh penerima pesan (receiver). Dalam tahap ini sender perlu memelihara saluran komunikasi agar bebas dari hambatan dengan cara memberikan perhatian kepada receiver.
    Tahap 4, tahap receive merupakan tahap penerimaan pesan oleh receiver. Penerima pesan harus memiliki pendengaran yang berfungsi dengan baik terutama dalam komunikasi lisan. Jika pendengaran receiver terganggu maka pesan yang diterima dapat pula terjadi penyimpangan atau tidak tersampaikan.
       Tahap 5, tahap decode merupakan tahap pesan yang diterima dapat dimengerti secara jelas oleh receiver.
     Tahap 6, tahap use merupakan tahap akhir proses komunikasi, dimana receiver mampu menggunakan pesan yang diterimanya.
      Komunikasi tersebut efektif, jika receiver dapat menerima pesan dengan baik, mengerti, menyetujui, menggunakan, dan adanya umpan balik (feedback) terhadap pesan yang diterima dari sender.
·    Andrew E. Sikula berpendapat bahwa model proses komunikasi adalah sangat baik dijelaskan dalam bentuk suatu model yang menggambarkan serangkaian tahapannya. Hal ini memerlukan 8 tahap, yaitu :
1.  Source merupakan tahap pertama di man aide atau informasi diubah menjadi pesan dalam bentuk simbol
2.    Encoding merupakan tahap pengiriman pesan dalam bentuk tulisan, oral/lisan, pikiran, fisik, atau bentuk lainnya.
3.    Transmission merupakan tahap pengiriman pesan dengan cara tertulis, isyarat, tape, berbicara, melalui saluran komunikasi
4.    Medium merupakan media saluran dari pesan yang dikirimkan. Atau saluran pesan berjalan melalui medium.
5.    Reception merupakan tahap di mana pesan diinterpretasikan, baik secara langsung maupun tak langsung melalui proses pikiran.
6.    Decoding merupakan tahap di mana pesan dapat diterima dan dimengerti
7.     Action merupakan tindakan nyata terhadap pesan yang diterima
8.    Feedback loops merupakan pengintegrasian seluruh tahap prosesdari sisem komunikasi.
·     George S. Odiorne berpendapat bahwa komunikasi termasuk semua perilaku yang dihasilkan dari saling bertukar pengertian. Hal tersebut termasuk segala sesuatu yang dilakukan dalam menyampaikan maksud atau ide-ide kepada orang lain. Hal ini memerlukan 8 tahap, yaitu:
1.    Sender merupakan orang yang memrakarsai pesan. Sender mengharapkan receiver (penerima pesan) dapat mengerti (understanding) ide-ide dan mengubah perilakunya.
2.    Message (pesan)merupakan suatu ide yang nyata dalam pikiran pemberi pesan (sender). Jika ide itu tidak jelas, hal ini harus dijelaskan sebelum sender mulai menyampaikan idenya kepada orang lain.
3.    Dalam mengomunikasikan ide-ide yang nyata dalam pikiran kita harus menggunakan kode. Kode itu bisa merupakan kata-kata tertulis, kata-kata verbal, atau merupakan angka, nomor. Kode-kode tersebut harus dipilih sesuai dengan orang yang akan menerimanya.
4.    Encode merupakan pemrosesan kata-kata ke dalam suatu bentuk yang terorganisir.
5.    Transmit merupakan pengiriman pesan melalui media komunikasi yang digunakan.
6.    Decode merupakanpesan yang diberikan oleh sender yang dapat dimengerti oleh receiver
7.    Receiver merupakan orang yang menerima pesan yang disampaikan oleh sender.
8.    Feedback merupakan umpan balik berupa ide kepada sender dan pengertian bagi receiver.

2.4  Faktor-Faktor yang Memengaruhi Komunikasi

Ada dua tinjauan factor yang memengaruhi komunikasi, yaitu faktor dari pihak sender atau disebut pula komunikator, dan faktor dari pihak receiveratau komunikan.
a)    Faktor dari pihak sender atau komunikator, yaitu :
1.    Keterampilan sender
Sender sebagai pengirim informasi, ide, berita, pesan perlu mengetahui dan menguasai cara-cara penyampaian pikiran baik secara tertulis maupun lisan
2.    Sikap sender
Sikap sender sangat berpengaruh terhadap receiver. Sender yang bersikap angkuh terhadap receiver dapat mengakibatkan informasi atau pesan yang diberikan menjadi ditolak oleh receiver. Begitu pula sikap sender yang ragu-ragu dapat mengakibatkan receiver menjadi tidak percaya terhadap informasi atau pesan yang disampaikan. Maka dari itu, sender harus mampu bersikap meyakinkan receiver terhadap pesan yang diberikan kepadanya.
3.    Pengetahuan sender
Sender yang mempunyai pengetahuan yang luas dan menguasai materi yang disampaikan akan dapat menginformasikannya kepada receiver sejelas mungkin. Dengan demikian, receiver akan lebih mudah mengerti pesan yang disampaikan oleh sender.
4.    Media Saluran yang Digunakan oleh sender
Media atau saluran komunikasi sangat membantu dalam penyampaian ide, informasi, atau pesan kepada receiver. Sender perlu menggunakan media saluran komunikasi yang sesuai dan menarik perhatian receiver.
b)    Faktor dari pihak receiver atau komunikan, yaitu :
1.    Keterampilan receiver
Keterampilan receiver dalam mendengar dan membaca pesan sangat penting. Pesan yang diberikan oleh sender akan dimengerti oleh receiver dengan baik, jika receiver mempunyai keterampilan mendengar dan membaca.
2.    Sikap receiver
Sikap receiver terhadap sender akan sangat memengaruhi efektif tidaknya komunikasi. Missal, receiver bersikap seakan meremehkan sender. Hal tersebut akan memengaruhi keefektifan komunikasi sehingga pesan yang dikirimkan oleh sender menjadi tidak berarti bagi receiver. Maka dari itu receiver haruslah bersikap positif terhadap sender meskipun pendidikan sender lebih rendah darinya.
3.    Pengetahuan receiver
Pengetahuan receiver sangat berpengaruh pula dalam komunikasi. Receiver yang mempunyai pengetahuan yang luas akan lebih mudah dalam  menginterpretasikan ide atau pesan yang diterima dari sender. Begitupun sebaliknya. 
4.    Media sarana komunikasi
Media saluran komunikasi sangat berpengaruh dalam penerimaan idea tau pesan. Media saluran komunikasi berupa alat indera yang ada pada receiver sangat menentukan apakah pesan dapat diterima atau tidak untuknya. Jika alat indera receiver terganggu maka pesan yang diberikan oleh sender dapat menjadi kurang jelas atau bahkan tidak dapat diterima oleh receiver.

2.5  Rintangan dalam Komunikasi

Ada tiga rintangan dalam komunikasi, yaitu rintangan pribadi, rintangan fisik, dan rintangan bahasa. Hal ini sesuai dengan penapat yang dikemukakakn oleh Keith Davis (1985:465) bahwa “Three types of barriers are personal, phycal, and sematic”.
a.    Rintangan Pribadi
Rintangan pribadi yang dimaksud adanya hambatan pribadi yang disebabkan karena emosi, alat indera yang terganggu, kebiasaan-kebiasaan yang berlaku pada norma atau nilai budaya tertentu.
b.    Rintangan Fisik
Rintangan fisik yang dimakssud adalah terlalu jauh tempat berkomunikasi antara sender dengan receiver. Dalam hal ini diperlukan media komunikasi sepertitelepon, alat pengeras suara, SSB (Single Side Band), dan alat komunikasi lainnya.
c.    Rintangan Bahasa
Rintangan bahasa yang dimaksud adalah kesalahan dalam menginterpretasikan istilah kata. Missal kata atos, sender orang Sunda dalam dalam pesannya bermaksud mengatakan atos itu berarti sudah, sedangkan receiver orang Jawa menerima pesan tersebut dengan pengertian atos itu keras.

2.6 Pola Penggunaan Media Komunikasi Masyarakat di Lingkungan RT 05 RW 011 Kelurahan Mekar Wangi, Kecamatan Tanah Sareal, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat

Permasalahan mengenai bagaimana pola penggunaan media komunikasi masyarakat di lingkungan RT 05 RW 011 Kelurahan Mekar Wangi Kecamatan Tanah Sareal Kota Bogor Provinsi Jawa Barat, dengan maksud mempelajari pola tersebut dan bertujuan mendapatkan gambaran tentang pola komunikasi masyarakat dalam menggunakan media, berlandaskan teori media massa uses and gratification dari Katz, Gurevitch dan Hass. Sesuai hasil penelitian menyangkut pola dimaksud, maka dapat dikemukakan hal-hal berikut:
a.    Terkait dengan jenis-jenis media yang digunakan, temuan menunjukkan bahwa terhadap segala jenis media yang ada saat ini tampak cenderung masih digunakan oleh responden sebagai sarana untuk berkomunikasi. Meskipun demikian, dalam penggunaan itu media massa elevise seperti RCTI, Trans TV, dan TV One, tampak lebih dominan digunakan responden dibandingkan dengan media massa lainnya, terutama seperti radio internasional. Sementara pada kategori media nir massa, maka dominasi penggunaan itu muncul pada medium handphone dengan beberapa penggunaan SIM Card yang menonjol seperti Simpati, IM3, dan XL.
b.    Terkait dengan Terpaan Media dan Situasinya, maka dalam hubungannya dengan fenomena terpaan, pada kategori media massa tampak media elevise paling tinggi frekuensi penggunaannya dibandingkan dengan jenis media massa lainnya seperti suratkabar dan radio. Sementara pada media dengan kategori non massa, maka medium seluler menjadi medium paling tinggi frekuensi penggunaannya dilingkungan responden dibandingkan dengan jenis medium lainnya terutama seperti telegram. Dalam hubungan durasi Penggunaan Media Komunikasi, maka temuan memperlihatkan bahwa responden kebanyakan cenderung menggunakan media media yang ada itu berkisar > 1/2 jam sampai dengan 1 jam. Sedang menyangkut fenomena situasi penggunaan media, dalam kaitannya dengan cara mendapatkan media komunikasi massa (khususnya menyangkut media cetak), maka penggunaan media responden itu kebanyakan dilakukan dengan cara kurang teratur. Sementara menyangkut tempat biasa mereka dalam menggunakan media, temuan menunjukkan bahwa media-media itu umumnya digunakan antara di rumah dan dikantor. Media komunikasi yang paling banyak digunakan di rumah, secara berurutan yaitu media massa elevise, handphone, media komunikasi non media massa buku, media komunikasi massa radio, dan media komunikasi massa tabloid. Sementara internet dan suratkabar merupakan media komunikasi yang paling banyak digunakan responden di kantor tempat mereka bekerja. Selanjutnya, dalam kaitan cara menggunakan media, maka terhadap media massa suratkabar, responden kebanyakan jarang yang melakukannya dengan cara yang serius. Untuk media massa majalah, responden kebanyakan tidak pernah melakukannya dengan cara yang serius dan dengan cara sambilan. Hal serupa juga terjadi pada media massa tabloid dan radio, di mana mereka kebanyakan tidak pernah melakukannya dengan cara yang serius dan dengan cara sambilan. Sementara pada media massa elevise, Cara Sambilan merupakan cara yang cukup sering digunakan oleh bagian terbesar responden. Sedang terhadap medium internet, maka cara-cara seperti explore, a email dan chatting, merupakan cara-cara yang tidak pernah dilakukan oleh sebagian besar responden. Sementara pada medium handphone, maka Cara Bicara (Talk) dan Cara SMS, merupakan cara yang cukup sering dilakukan responden dalam menggunakan handphone. Sementara cara-cara seperti mengakses lnternet dan pemanfaatan blue tooth merupakan cara yang tidak pernah dilakukan oleh bagian terbesar responden.
c.    Dalam kaitan Jenis Isi Media Yang Digunakan, maka untuk media suratkabar, isi yang cukup sering digunakan responden yaitu berkaitan dengan masalah sosial budaya, agama, Kesenian dan Sastra dan hiburan. Sementara isi suratkabar yang mengandung politik, iptek, dan hobi/olahraga, bagian terbesar responden cenderung jarang menggunaoannya. Menyangkut media majalah, maka sebagian besar jenis isi media itu cenderung tidak pernah digunakan oleh sebagian besar responden. Demikian pula halnya dengan ragam jenis isi media tabloid. Hal serupa juga terjadi pada media radio, responden sebagian besar tidak pernah menggunakan ragam jenis isi media tersebut. Pada media elevise, maka responden sebagian besar cukup sering menggunakannya untuk mengkonsumsi isi berita, informasi non berita dan sinetron / telenovela / film / drama / lagu-lagu. Sementara pada medium internet, temuan memperlihatkan responden sebagian besar tidak pernah menggunakannya untuk kepentingan mengakses ragam isi internet. Sedang terhadap medium handphone, maka responden umumnya cukup sering menggunakannya untuk kepentingan berkomunikasi secara efektif dengan keluarga. Sementara penggunaan handphone untuk kepentingan komunikasi pergaulan, hiburan dan bisnis, jarang dilakukan oleh banyak responden.



BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Komunikasi adalah proses pemindahan suatu informasi, ide, pengertian dari seseorang kepada orang lain dengan harapan orang lain tersebut dapat menginterpretasikannya sesuatu dengan tujuan yang dimaksud. Ada dua cara yang bisa dilakukan untuk mendefinisikan tujuan komunikasi, pertama tentukan apa yang kita inginkan untuk terjadi. Artinya pastikan tujuan kita berkomunikasi sudah spesifik, karena bila tujuan kita tidak jelas, maka kita tidak akan selalu siap untuk menyampaikan pesan kepada orang lain. Cara kedua adalah dengan memertimbangkan apakah tujuan kita realistis, dalam artian apakah tujuan yang kita harapkan memiliki peluang untuk berhasil atau tidak.
Terkait dengan jenis-jenis media yang digunakan, temuan menunjukkan bahwa terhadap segala jenis media yang ada saat ini tampak cenderung masih digunakan oleh responden sebagai sarana untuk berkomunikasi. Sementara pada media dengan kategori non massa, maka medium seluler menjadi medium paling tinggi frekuensi penggunaannya dilingkungan responden dibandingkan dengan jenis medium lainnya terutama seperti telegram. Media komunikasi yang paling banyak digunakan di rumah, secara berurutan yaitu media massa televisi, handphone, media komunikasi non media massa buku, media komunikasi massa radio, dan media komunikasi massa tabloid. Sementara internet dan suratkabar merupakan media komunikasi yang paling banyak digunakan responden di kantor tempat mereka bekerja. 




DAFTAR PUSTAKA

Mangkunegara, Anwar Prabu. 2005. MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA PERUSAHAAN. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Kusumastuti, Yatri Indah.2009. KOMUNIKASI BISNIS. Bogor: IPB Press

Artoyo, A.R. 1986. PENGADAAN DAN PEMBINAAN TENAGA KERJA PERUSAHAAN. Jakarta: Balai Pustaka

Tawaang, Felix. 2012. POLA PENGGUNAAN MEDIA KOMUNIKASI MASYARAKAT: INSAN, ISSN : 0216-0552, NO. 13.

0 komentar:

Posting Komentar